Wednesday, March 30, 2011

Cara Membuat Pempek Palembang


Bahan Masakan :
-  50 g tepung terigu
-  500 ml air
-  2 siung bawang putih, parut halus
-  500 g daging ikan tenggiri/belida cincang halus
-  3 sdt garam
-  2 sdt gula pasir
-  350 g tepung kanji
-  2,5 liter air
-  1 sdm minyak sayur
Bahan Saus :
-  50 g asam Jawa
-  150 g gula merah, sisir halus
-  700 ml air
Bumbu yang dihaluskan :
-  100 g cabai rawit
-  2 sdm tong cai
-  5 siung bawang putih
-  2 sdm ebi, rendam hingga lunak, tiriskan
Pelengkap :
-  150 g mentimun, potong kecil
-  50 g ebi, rendam hingga lunak, tumbuk halus, sangrai
Cara Memasak Pempek Palembang :
1. Aduk tepung terigu bersama air dan bawang putih. Masak di atas api
sambil aduk hingga menjadi bubur kental. Angkat dan dinginkan.
2. Campur dengan daging ikan garam, gula, dan tepung kanji. Aduk-aduk hingga menjadi adonan yang licin dan kalis.
3. Bentuk adonan ini menjadi silender (bulat panjang) untuk membuat
empek-empek lenjer atau isi dengan telur ayam untuk empek-empek kapal selam.
4. Masak air bersama minyak hingga mendidih.
5. Masukkan adonan yang sudah dibentuk, rebus hingga mengapung, tiriskan.
Cara Memasak Saus Pempek :
1. Rebus asam bersama gula merah dan air hingga mendidih dan gula larut. Lalu angkat dan saring.
2. Masak kembali bersama bumbu halus hingga mendidih, angkat dan dinginkan.
Penyajian Masakan :
Jika suka, goreng empek-empek hingga agak kuning, angkat, tiriskan. Potong-potong, beri mentimun dan Cuko. Taburi ebi halus dan sajikan.

Sejarah Pempek Asli Palembang

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin III berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.
Berdasar cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Hasil tangkapan itu belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Si apek kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek ... apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.
Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah.